"Salah Paham"
- Get link
- X
- Other Apps
 Samar-samar dari arah gerbang sekolah SMA Merdeka datanglah sesosok 
gadis kepadaku. Mukanya misterius, ditambah dengan kacamata yang melekat
 pada wajahnya membuatku merinding. Dia terus berjalan menuju arah 
mukaku. "Heii kenapa kamu tidak bilang padaku?" tanya nya kepadaku. 
"Haha? apah?" aku berbalik tanya padanya. "Kamu tuh yah...kamu anggep 
aku ini siapamu...kenapa kamu tidak memberitahu aku kalo kamu akan ...."
 katanya dengan napas tersendat-sendat sambil menahan amarah. "akan 
apa?" tanyaku berusaha menenangkan suasana. "akan..." jawabnya 
terpotong. Ku lihat dia menggenggam selembar kertas resep obat yang 
musti dibeli di apotik. Kini aku tau alasan yang membuatnya marah 
padaku. Dia adalah seorang anak apoteker jadi tak heran jika dia tau 
obat apa yang musti aku beli. Obat untuk penderita kanker darah. "akan 
mati" kataku berusaha menyambung kata darinya. Mendengar kata-kata 
tersebut membuatnya merasa iba. Dia memeluku. "Dineira...kenapa kamu 
menyembunyikan ini dari ku? kamu tau kamu udah aku anggap sebagai adik 
ku sendiri, tetapi kenapa kamu masih menyembunyikan hal sepenting ini 
dari ku? ". Dia terus berbicara hingga aku merasa seolah tak ada 
kesempatan untuk mengungkapkan kepadanya. "Heii..kenapa kamu diam ra? 
jawab aku..aku tau kamu sekarang merasa sedih, merasa kalo dunia ini 
engga ada artinya...yah mungkin rasanya sama seperti ketika aku 
ditinggal pacarku". Dia terus berbicara hingga aku gemas padanya, 
rasanya ingin menutupi mulutnya dengan lakban. "Siska...plissss deh 
jangan lebay" kataku padanya. "apa? aku lebay? lebay kenapa..ikh sorry 
yaa cewe kaya aku tuh engga ada tampang-tampang lebay'a". siska terus 
berbicara. Merasa kesabaranku udah habis, aku pun menggunakan cara 
terakhir yaitu membungkam mulutnya dengan tanganku sendiri. "siip, udah 
ngga brisik" kataku setelah berhasil membungkap mulut siska, sahabat 
karib ku di SMA ini yang terlihat lebay tapi tetep care sma 
sahabat-sahabatnya. "Siska..kalo kamu ngomong terus, kapan aku bisa 
bicara??....dan tolong ya, biasa saja. ngga usah lebay. Aku tuh 
yah...kemarin emang sempat berobat dan kamu tau.. aku berobat bareng 
sama orang yang namanya sama persis seperti namaku. Terus...resep dokter
 kita ketuker. ok...aku engga mengidap penyakit kanker darah ..aku cuma 
batuk doang..." jelasku masih dalam keadaan membungkam mulut sahabatku 
itu. Aku baru melepaskan tanganku setelah Siska menganggung dan terlihat
 mengerti. "sekarang..kamu sudah tau?" tanyaku dengan penasaran. "emang 
tadi kamu ngomong apa ?". Dia berbalik tanya padaku. "Hah? apah? jadi 
kamu engga denger tadi aku ngomong apa?". Aku merasa gregetan dengannya.
 Melihat aku merapihkan lengan baju panjangku, Siska mencoba kabur 
dariku. sepertinya, dia mengira aku akan menjitak kepalanya. 
"Heii..kemana kamu...sinih aku mau menjitak kepalamu..biar loading 
cepet, engga lelet kaya modemku (sm*******)" ucapku sambil mengejarnya. 
"haha..engga mau "....jawabnya dari kejauhan tapi suaranya masih aku 
dengar. "heii ..ra, sebenarnya aku tuh tadi denger kok..kamu bilang apa 
aja..cuma aku pura-pura engga dengar, biar kita impas". lanjutnya. "Hah?
 Apah?!! jadi..jadi aku di tipu sama domba jawa itu... " ucapku dengan 
bercanda dan tersenyum. Siska terus berjalan hingga dia menaiki sebuah 
bis Metromini dan hilang dari pandanganku. 
- Get link
- X
- Other Apps
 
 
 
Comments