Point of view atau sudut pandang


Barusan, saya sempat membaca postingan dari salah seorang HRD. Saya tidak kenal beliau, bahkan tidak tertarik untuk mengenalnya. Terkecuali satu, cara beliau memandang sesuatu dari latar belakang beliau sebagai HRD. 

Beliau yang tidak perlu saya sebutkan namanya itu, dalam postingannya berkata bahwa tidak perlu membohongi diri dengan mengunakan bahasa inggris sebagai biodata diri/ curriculum vitae untuk melamar kerja jika pada tahap interview ditanya bahasa inggris justeru beralasan tidak bisa berbahasa inggris. 

Kemudian dalam komentar tersebut, seorang pelamar tengah berpendapat sesuai dengan latar belakangnya bahwa ia melakukan hal tersebut semata-mata ingin memberikan yang terbaik. Sehingga apapun ia lakukan, mulai menerjemahkan kata bahkan recheck grammar di internet.

Yang lainnya lagi berkomentar hampir menyetujui pendapat HRD. Tidak perlu menutupinya. Ia berdalih bahwa memang sejak sekolah sudah tidak suka bahasa inggris. Karena dulunya jiwa nasionalismenya masih tinggi. Saking tingginya pakai bahasa indonesia terus, nggak mau pakai bahasa inggris. (😅😂😂 ngakakak saya bacanya).

Kemudian, seorang bijak berkata dalam komentarnya, "sebaliknya dihubungi dulu lewat telepon sebelum interview, agar tidak membuang-buang waktu, tenaga dan pikiran."


Dari kasus diatas, saya dapat melihat cara pandang mereka. Dan apa jadinya jika mereka bertemu di dalam satu wadah tetapi tidak selaras?

Pertama, si HRD yang hanya mencomot kandidat yang siap pakai. Artinya bahwa, perusahaan tempat ia kerja hanya akan mempekerjakan orang untuk perusahaannya/ bisnisnya. Dengan kata lain, menggunakan karyawan/ pekerja dalam membangun bisnisnya.

Sementara si pelamar tadi dia berusaha memberikan yang terbaik. Jika ia diterima di tempat yang sesuai, saya percaya dia akan berkontribusi dengan baik. Dan carilah perusahaan yang dapat membuatmu berkembang. Dengan kata lain, carilah perusahaan yang mampu membangun karyawan/ pekerjanya. 


Well, semoga 2 orang tadi dapat menemukan orang-orang yang se-pemahaman ya?  


Comments

Popular posts from this blog

Fakta dengan Konteks

Istiqomah menjadi seorang istri

Kebohongan Pertama